PSIKOLOGI

PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Jumat, 02 Oktober 2015

PERTEMUAN 6 
PRAKTEK BERLOGIKA FALLACIA 
( KESESATAN BERPIKIR)





Kesesatan diklasifikasikan menjadi dua jenis :
 1. Kesesatan Informal
Supaya pikiran kita dapat dikomunikasikan dengan baik dan ditangkap secara lengkap, bahasa yang digunakan harus mampu mengungkapkan pikiran kita. Kesesatan yang disebabkan oleh kurang tepatnya kata, kelirunya pernyataan, atau kalimat untuk mengungkapkan pikiran.

Kesesatan informal dibagi menjadi 4 , yaitu :
1. KesesatanDiksi
    Kesesatan diksi sering terjadi karena bahasa yang kita gunakan tidak cukup menjelaskan apa   yang kita pikirkan
    a. Kesesatan karena penempatan kata depan (preposition) yang keliru
    b. Kesesatan karena mengacaukan posisi subjek atau predikat.
    c. Kesesatan karena ungkapan yang keliru
    d. Kesesatan Amfiboli atau Amphibologic
    e. Kesesatan Aksen atau Prosodi                    
    F. Kesesatan karena alasan yang salah

    2.KesesatanPresumi
a.Kesesatan karena pernyataan yang mengundang pertanyaan (petitio principii)
Merupakan pengandaian tentang kebenaran dari proposisi atau dari premis yang justru harus dibuktikan.

b.Kesesatan karena menghindari persoalan
Sengaja dibuat untuk menghindari persoalan yang dihadapi dengan menggunakan teknik sbb:
-  Membuktikan apa yg tidak harus dibuktikan
-  Tidak membuktikan apa yg seharusnya dibuktikan
-  Menyanggah apa yg sebenarnya tidak dinilai
-  Membuktikan sesuatu yg tidak termasuk dalam persoalan

1. Argumentum ad hominem
Kesesatan ini timbul karena argumentasi dialihkan dari pokok persoalan ke orang atau pribadi
Contoh :“Jangan percaya omongannya, dia bekas narapidana”.

2. Argumentum ad populum
Ditujukan kepada massa atau orang banyak dengan cara menggugah perasaan mereka
supaya menyetujui atau mendukung suatu pendapat atau argumentasi

3. Argumentum ad misericordiam
Timbul karena argumentasi dialihkan dari persoalan ke rasa belas kasihan (misericordia).
Di sini yg dipermainkan adalah emosi, bukan persoalan yg sebenarnya.

4. Argumentum ad crumemam
Terjadi karena argumentasi dialihkan dari persoalan yg sesungguhnya ke uang.
 contoh: Seorang pengemudi terkena tilang lalu menyogok polisi dengan uang sambil berkata, ”Damai saja, ya pak. Saya sedang buru-buru.”

5. Argumentum ad verecundiam
Terjadi ketika argumentasi dialihkan dari persoalan yg sebenarnya ke tradisi. Kesesatan
ini mengandalkan adat istiadat dan tradisi untuk dijadikan sebagai dasar argumenats contoh: Saya percaya pada Tuhan, karena sesuai dengan tradisi agama.

6. Argumentum ad ignorantiam
 Timbul ketika argumentasi didasarkan pada ketidaktahuan (ignorantia, Latin)
  Ada 2 aspek:
 −  proposisi diandaikan benar, karena tidak ada yg dapat membuktikan kesalahannya.
 −  proposisi diandaikan, salah karena tidak ada yg dapat membuktikan kebenarannya.

7.Argumentum ad auctoritatem  Timbul karena dukungan argumentasinya didapatkan dari kewenangan (otoritas).
Terjadi bila kita meletakkan alasan kebenaran pada wewenang dari tokoh utama untuk mendukung pendapat kita .

8. Argumentum ad baculum
Terjadi karena ancaman (baculum: tongkat untuk memukul) digunakan sebagai argumentasi untuk mendukung kebenaran.

9. Argumentasi demi keuntungan seseorang
Terjadi bila mengabaikan masalahnya dan tertarik pada pendapatan atau keuntungan.

10. Kesesatan non causa pro causa
Terjadi karena orang salah menentukan penyebabnya. Orang cenderung menjadikan
peristiwa pertama sebagai penyebab peristiwa berikutnya.

3. kesesatan melalui retrotika 
Orang sering terpukau dengan kemasan sehingga tidak melihat isi. Bahasa retorik, misalnya, merupakan model kemasan yang bisa menyesatkan. Bahasa seperti ini bermaksud membujuk atau meyakinkan. Retorika juga bisa memanfaatkan pengaruh-pengaruh psikologis yg mampu meredam sikap kritis.

1. Eufemisme dan disfemisme
Bahasa biasanya menawarkan pilihan kata bila kita ingin mengatakan sesuatu
2. Perbandingan, definisi, dan penjelasan retorik
Perbandingan retorik digunakan untuk mengekspresikan atau mempengaruhi sikap.
Definisi retorik memasukkan prasangka tertentu ke dalam makna dari suatu istilah.
3. Stereotipe
adalah pemikiran atau pencirian sekelompok orang dengan sedikit bukti atau tanpa bukti sama sekali.
4. Innuendo
adalah sindiran tak langsung. Bisa menyesatkan kalau kita tidak menafsirkannya dengan benar
5. Pertanyaan bermuatan (loading question)
Kesesatan pertanyaan bermuatan terjadi karena dalam pertanyaan yg diajukan tersirat muatan jawaban
6. Weaseler
adalah metode linguistik untuk keluar dari kesulitan
7. Meremehkan (downplay)
adalah upaya untuk membuat seseorang atau sesuatu kelihatan kurang penting atau kurang berarti
8. Lelucon/sindiran
adalah gaya retorika yang cukup berpengaruh. Lelucon atau sindiran lucu sangat baik untuk mengangkat atau menunjukkan masalah, tetapi kurang tepat untuk menyampaikan argumentasi
9. Pengandaian bukti
adalah ekspresi yg digunakan untuk memberi kesan atau sugesti bahwa ada bukti atau otoritas untuk sebuah pernyataan atau klaim, tanpa menyebutkan bukti atau otoritas yang dimaksud.

4. Kesesatan Psikologis
Menyajikan secara psikologis atau emosional konklusi dalam argumentasi yg berkaitan dengan isu, namun sesungguhnya tidak mendukung pernyataan yg seharusnya didukung

1.argumen yang menyinggung perasaan

  • Kesesatan dengan argumen yg menyinggung perasaan dimaksudkan untuk mengundang emosi dan membuat orang menajdi marah dan tidak lagi berpikir jernih
2. rasionalisasi

  • Mengacaukan keinginan orang lain dan keinginannya sendiri, lalu merasionalisasikan kehendaknya sebagai kehendak orang lain juga
3. dua kesalahan menjadi satu yang benar
Merugikan orang lain dan juga diri sendiri

4.Mengalihkan persoalan/tabir asap (red herring/smokescreen)
ditimbulkan dengan menggunakan taktik mengalihkan persoalan agar orang tidak lagi berkonsentrasi pada masalah awal.

kesesatan
● Kesesatan karena dilema semu Terjadi bila kita membatasi pertimbangan hanya pada dua alternatif, meskipun sebenarnya ada alternatif lain yg tersedia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar